Monday, May 16, 2011

JALAN  MENUJU  IMAN (PART 4)

Mengenai bukti bahwa Al-Quran itu datang dari Allah, dapat dilihat dari kenyataan bahwa Al-Quran adalah sebuah kitab berbahasa Arab yang dibawa oleh Rasulullah Sayyidina Muhammad SAW. Dalam menentukan darimana asal Al-Quran, akan kita dapatkan tiga kemungkinan. Pertama, kitab itu merupakan karangan orang Arab. Kedua, karangan Muhammad SAW. Ketiga, berasal dari Allah SWT saja. Tidak ada lagi kemungkinan selain dari yang tiga ini. Sebab Al-Quran adalah khas Arab, baik dari segi bahasa maupun gayanya.
   Kemungkinan pertama yang mengatakan bahwa Al-Quran adalah karangan orang Arab merupakan kemungkinan yang tertolak. Dalam hal ini Al-Quran sendiri telah menantang mereka untuk membuat karya yang serupa. Sebagaimana tertera dalam ayat :

قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ

"Katakanlah: 'Maka datangkanlah sepuluh surat yang (dapat) menyamainya"  (Hud 13).
Di dalam ayat lain :

قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ

"Katakanlah: ('Kalau benar apa yang kamu katakan), maka cobalah datangkan sebuah surat yang menyerupainya"
(Yunus 38).

Orang-orang Arab telah berusaha keras mencobanya, akan tetapi tidak berhasil. Ini membuktikan bahwa Al-Quran bukan berasal dari perkataan mereka. Mereka tidak mampu menghasilkan karya yang serupa, kendati ada tantangan dari Al-Quran dan usaha dari mereka untuk menjawab tantangan itu. Kemungkinan kedua yang mengatakan bahwa Al-Quran itu karangan Muhammad SAW, adalah kemungkinan yang juga tidak dapat diterima oleh akal. Sebab, Muhammad SAW adalah orang Arab juga. Bagaimanapun jeniusnya, tetaplah ia sebagai seorang manusia yang menjadi salah satu anggota dari masyarakat atau bangsanya. Selama seluruh bangsa Arab tidak mampu menghasilkan karya yang serupa, maka masuk akal pula apabila Muhammad --yang juga termasuk salah seorang dari bangsa Arab-- tidak mampu menghasilkan karya yang serupa. Oleh karena itu, jelas bahwa Al-Quran itu bukan karangan Muhammad.  Terlebih lagi dengan banyaknya hadits shahih yang berasal dari Nabi Muhammad SAW --yang sebagian malah diriwayatkan lewat cara yang tawatur, yang kebenarannya tidak diragukan lagi. Apabila setiap hadits dibandingkan dengan ayat manapun dalam Al-Quran, maka tidak akan dijumpai adanya kemiripan dari segi gaya bahasanya. Padahal Nabi Muhammad SAW, disamping selalu membacakan setiap ayat-ayat yang diterimanya, dalam waktu yang bersamaan juga mengeluarkan hadits. Namun, ternyata keduanya tetap berbeda dari segi gaya sastranya. Bagaimanapun kerasnya usaha seseorang untuk menciptakan berbagai macam gaya bahasa dalam pembicaraannya, tetap saja akan terdapat kemiripan antara gaya yang satu dengan yang lain. Karena semua itu merupakan bagian dari ciri khasnya dalam berbicara. Oleh karena memang tidak ada kemiripan antara gaya bahasa Al-Quran dengan gaya bahasa hadits, berarti Al-Quran itu bukan perkataan Nabi Muhammad SAW. Sebab, pada masing-masing keduanya terdapat perbedaan yang tegas dan jelas. Itulah sebabnya tidak seorang pun dari bangsa Arab --orang-orang yang paling tahu gaya dan sastra bahasa arab-- pernah menuduh bahwa Al-Quran itu perkataan Muhammad SAW, atau mirip dengan gaya bicaranya. Satu-satunya tuduhan yang mereka lontarkan adalah bahwa Al-Quran itu disadur Muhammad SAW dari seorang pemuda Nasrani yang bernama Jabr. Tuduhan ini pun telah ditolak keras oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ

"(Dan) Sesungguhnya Kami mengetahui mereka berkata: 'Bahwasanya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya (adalah) bahasa 'ajami (non-Arab), sedangkan Al-Quran itu dalam bahasa arab yang jelas"   (An-Nahl 103).

   Jika telah terbukti bahwa Al-Quran itu bukan karangan bangsa Arab, bukan pula karangan Muhammad SAW, maka sesungguhnya Al-Quran itu adalah firman Allah, kalamullah, yang menjadi mukjizat bagi orang yang membawanya.
    Dan oleh karena Nabi Muhammad SAW adalah orang yang membawa Al-Quran --yang merupakan firman dan syari'at Allah, serta tidak ada yang membawa syariat-Nya melainkan para Nabi dan Rasul-- maka berdasarkan akal dapat diyakini secara pasti bahwa Muhammad SAW itu adalah seorang Nabi dan Rasul. Inilah dalil aqli tentang iman kepada Allah, kerasulan Muhammad SAW, dan bahwa Al-Quran itu merupakan firman Allah
.